Coolturnesia - Hadrah pertama kali ditampilkan pada tahun 1959 pada acara pernikahan di Kampung Jawa. Pada acara tersebut yang tampil melantunkan syair sekitar 20 orang dan penabuh rebana 7 orang.
Semuanya adalah laki-laki yang sudah tua. Syair yang dilagukan dari awal hingga akhir berasal dari Kitab Barzanji dan menggunakan bahasa Arab.
Kesenian Hadrah bukan saja dikenal dan dimiliki oleh masyarakat Kampung Jawa yang ada di Minahasa tetapi juga masyarakat kampung Jawa yang ada di Gorontalo, Bolaang Mongondow, dan Jailolo Maluku Utara.
Lewat Bedah Prof. Civitas Kampus, Nelson Pomalingo Bangga Gagasan dan Kritik Pemuda