Coolturnesia - Gorontalo - Lebaran Ketupat segara hadir. Perayaan di hari ketujuh di Bulan Syawal itu, bermula hanya dirayakan masyarakat Jawa Tondano (Jaton) di Gorontalo. Umumnya mereka yang tinggal di perkampungan Jaton, seperti Yosonegoro, Kalioso dan Reksonegoro, Kabupaten Gorontalo. Namun sekarang, tradisi budaya tersebut telah dirayakan oleh semua masyarakat di hampir seluruh Gorontalo.
Sebelum hari perayaan, mereka berpuasa selama enam hari setelah hari pertama Idul Fitri. Tepat di hari ketuju bulan syawal, mereka merayakan kemenangannya setelah berpuasa syawal.
“Tradisi Budaya ini terus berkembang, dan Alhamdulillah sudah berkolaborasi dengan Masyarakat Gorontalo, bahkan telah menjadi tradisi budaya seluruh masyarakat Gorontalo,” ungkap Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo.
Terkait perayaan tradisi budaya lebaran ketupat, Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo, terus mendorong agar tradisi tersebut terus dilestarikan. Tidak hanya melibatkan masyarakat di dalam gorontalo, tradisi Lebaran Ketupat yang telah menjadi salah satu atraksi wisata tersebut, mampu mendatangkan wisatawan dari luar gorontalo untuk menyaksikannya.
“Kami (pemerintah Daerah) mendorong terus tradisi budaya ini diletarikan. Kami berikan kebebasan kepada masyarakat untuk merayakannya, dengan catatan tetap tertib,” terangnya sembari berharap.
Dengan dipusatkannya perayaan lebaran ketupat di Yosonegoro, dan masyarakat berduyun-duyun mendatangi lokasi tersebut, kemacetan lalu lintas menjadi konsekuensinya. Menyadari hal tersebut, Bupati Gorontalo itu mengungkapkan, pemerintah telah berkoordinasi dengan TNI/Polri dan pihak terkait, untuk mengatur kelancaran lalu lintas di hari pelaksanaan Lebaran Ketupat. Sehingga diharapkan kemacetan tidak terjadi.
Nelson Pomalingo menilai, dengan kedatangan para wisatawan saat Lebaran Ketupat, dan mereka membelanjakan uangnya di Kabupaten Gorontalo, secara otomatis roda perekonomian di Gorontalo akan terus meningkat.(*as)
Kementerian Keuangan Mengajar 9 Gorontalo di Ponelo Kepulauan