Nelayan Danau Limboto Tengah Mengatur Perahunya. F. Rosyid Azhar.

Coolturnesia - Gorontalo - Danau Limboto yang menawan adalah karunia Tuhan yang diperuntukkan bagi orang-orang baik di muka bumi. Kisah itu terdapat pada cerita rakyat Gorontalo, tentang Mbu’i Bungale dan suaminya Jilumoto.

Cerita itu menjadi kekayaan budaya pada penyelenggaraan Festival Festival Danau Limboto (FPDL), yang akan digelar pada 22-24 Juni 2024 di Pentadio Resort, Kabupaten Gorontalo. Perhelatan itu merupakan bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) terbesar di Provinsi Gorontalo, yang melibatkan masyarakat, komunitas, dunia usaha, perguruan tinggi, media dan para seniman.

Kisah itu terdapat pada sebuah buku yang berjudul Danau Limboto dalam Kajian Folklor, yang ditulis Moh. Karmin Baruadi dan Sunarty Eraku. Dalam buku terbitan 2019, dikisahkan cerita rakyat yang berkembang tentang munculnya Danau Limboto.

Di buku itu dituliskan, Mbui Bungale adalah seorang bidadari dari kayangan yang menikah dengan Jilumoto, pria yang juga berasal dari kayangan. Mereka hidup di lembah Gorontalo yang luas dipenuhi rawa. Keduanya tinggal di sebuah bukit kecil yang bernama Hunto lo Tiopo atau Bukit Kapas.

Pada suatu hari Mbui Bungale mendapat kiriman dari saudaranya yang tinggal di kayangan, sebuah Mustika sebesar telur yang bernama Bimelula. Mustika sakti bertuah itu, ia simpan dan ditutupi tolu (caping) di sebuah kolam bermata air (tupelo) jernih, yang biasa ia jadikan tempat mandi.

Namun rupanya ada orang asing yang datang dan menguasai kolam air tawar yang segar tersebut. Saat itu juga ia mendapat sebuah tolu dan mengangkatnya. Terlihatlah bimelula tersebut, Namun tiba-tiba saja alam bergolak, hujan disertai petir dan angin kencang  melanda tempat itu. Orang tersebut ketakutan, ia berlari mencari tempat yang aman.

Saat badai sudah reda, orang asing tersebut kembali. Ia masih mendapati tolu tersebut pada tempatnya. Dengan congkaknya ia meludahi tolu tersebut dengan cairan pinang yang ia kunyah. Saat orang tersebut penasaran ingin tahu siapa pemilik tolu tersebut, datanglah Mbui Bungale dan Jilumoto. Mereka kemudian berdebat memperebutkan bimemula tersebut. Mereka pun beradu ilmu kesaktian. 

Namun ilmu Mbui Bungale tak bisa ditandingi, bidadari itu kemudian memperbesar mata air kolam, hingga meluber mengegnangi tempat itu. Makin lama makin deras airnya, hingga orang asing tersebut tenggelam.

Mustika putih sebesar telur itu kemudian diambilnya. Dari benda itu muncul bayi mungil yang jelita. Bayi itu mereka namakan Tolango Hula (Cahaya rembulan), yang ketika dewasa memimpin Kerajaan Limutu.

Keluarga kecil itu terlihat gembira. Mereka berjalan pulang ke rumah. Sebelum tertutup pepohonan mereka melihat genangan air yang luas di belakangnya. Mereka melihat ada 5 benda yang mengapung di atas permukaan air. Mereka bergegas mengambilnya. Karena penasaran dibuka sedikit salah satu benda itu. Ternyata benda tersebut memiliki bau yang harum. Mbui Bungale teringat bau serupa saat masih tinggal di kayangan, benda itu seperti jeruk di kayangan.

Karena benda itu dianggap sebagai anugerah Tuhan, yang ia dapatkan di permukaan air yang mengegnang luas, maka Mbui Bungale menamakan tempat ini sebagai Bulalo lo limu o tutu atau danau yang ada jeruk dari kayangan. 

Lambat laun orang mengenal genangan air luas itu bernama hulolo lo limutu atau danau Limutu.

“Dalam cerita ini menggambarkan bagaimana Danau Limboto ini terbentuk meskipun dalam bentuk folklore,” kata Iskandar Moha, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Gorontalo. Jumat (14-06-24).

Menurut Iskandar cerita itu menambah khazanah kekayaan budaya masyarakat Gorontalo, memberi nilai dan makna pentingnya penyelengaraan Festival Pesona Danau Limboto (FPDL).

FPDL merupakan festival paling bergengsi di Provinsi Gorontalo. Festival tersebut juga menjadi salah satu unggulan dalam Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Menurut Iskandar Moha, penyelenggaraan Festival Pesona Danau Limboto 22-24 Juni 2024, akan tepat berada di lokasi munculnya cerita itu, yaitu di Pentadio Resort. Sehingga masyarakat dan wisatawan yang menghadiri pembukaan serta rangkaian kegiatan dapat mengunjungi munculnya sumber air panas (geothermal) yang mengalirkan air panas sepanjang tahun dari dalam bumi.

“Festival Pesona Danau Limboto ini merupakan upaya untuk melestarikan kekayaan alam dan Budaya, juga menjunjung nilai-nilai lokalitas kegorontaloan Dalam khazanah kepariwisataan Indonesia,” ujar Iskandar.

Iskandar berharap, festival yang akan dihadiri Sandiaga Shalahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, itu akan membangkitkan, menguatkan rasa cinta tanah air dan budaya Indonesia.

0 Comments

Leave A Comment