Coolturnesia - Branch Manager (BM) Garuda Indonesia Gorontalo Octavianus Tampi mengaku jika pihaknya senantiasa mendukung industri pariwisata Gorontalo.
"Terkait harga tiket yang mahal, perlu diinformasikan, bahwa kami bukan berarti tidak mendukung industri pariwisata, tapi juga kepentingan dari industri penerbangan," ujarnya pada GIPI Talk di Roemah Marly, Kota Gorontalo.
Ia menegaskan jika saat ini industri penerbangan berusaha untuk tidak menerapkan perang harga lagi.
"Kalau dulu ada yang kolaps karena perang harga, karena Garuda patokannya. Kalau Garuda harganya naik, semua ikut begitu juga sebaliknya, krena kita di industri penerbangan ini ada yang namanya Full Service Airlines, dan Low Cost Carrier," jelasnya.
Full Service Airlines itu kata Octavianus yaitu Garuda dan Batik Air. Kalo Low Cost Carrier itu seperti Lion, Citilink, dan NAM Air.
"Itulah perbedaannya. Nah sekarang, kita tidak ingin banting harga lagi. Kita ingin di industri penerbangan ini sama-sama lagi, ingin meningkatkan revenue, sama-sama untung," kata dia, lagi.
Ia mengungkapkan, sebelumnya Garuda Indonesua memiliki 15 kelas dan untuk ekonomi ada sembilan, mulai dari normal hingga promo.
"Untuk sekarang ini, yang dibawah ekonomi normal sudah kami tutup, hanya bermain di single class. Otomatis yang lain juga ikut terangkat, seperti Lion dan Batik juga akan menaikkan," ucapnya.
Hal itu jelasnya karena Garuda Indonesia memiliki Tarif Dasar Atas yang kita tidak boleh melanggar aturan dari Kemenhub, kecuali kelas Bisnis, karena tidak diatur oleh Kemenhub.
"Jadi kita tidak banting harga lagi, kita di industri penerbangan ini menjaga ekosistem, agar tidak ada yang kolaps lagi," pungkas Octavianus.
Program Digital untuk Semua Indosat Dukung Konektivitas & Ekonomi Pengemudi Wisata Gorontalo