Coolturnesia - Gorontalo - Menyusul kembali normalnya tarif listrik, setelah sebelumnya mendapat diskon 50 persen oleh pemerintah, menyeret inflasi bulanan di Provinsi Gorontalo. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif, pihaknya mencatat, perkembangan harga di provinsi itu pada Maret 2025, mengalami inflasi bulanan sebesar 2,88 persen (Month to Month/ m-to-m).
Hal itu disampaikan Hanief pada rilis perkembangan harga yang terjadi di Provinsi Gorontalo. Rilis tersebut sekaligus rilis terakhir Mukhamad Mukhanif sebagai Kepala BPS Provinsi Gorontalo. Pasalnya semenjak awal bulan ini, hanief secara resmi telah pindah menjadi Kepala BPS Kalimantan Selatan (Kalsel). Selasa, 8 April 2025.
“Perkembangan harga dari Februari ke Maret 2025, inflasi kita mencapai 2,88 persen. Angka itu di atas inflasi nasional senilai 1,65 persen,” ungkap Hanief.
“Gorontalo inflasinya tertinggi secara nasional,” sambungnya.
Tiga bulan pertama di 2025, perkembangan harga tiap bulannya di Provinsi Gorontalo terus mengalami kenaikan. BPS Provinsi Gorontalo mencatat, 2025 diawali dengan terjadinya deflasi yang cukup dalam, inflasi sebesar -1,64 persen (deflasi), nilai itu naik di Februari menjadi inflasi sebesar 0,10 persen, dan pada Maret 2025 naik signifikan menjadi inflaso 2,28 persen.
Kondisi serupa juga terjadi pada inflasi tahunan (year on year/y-o-y) maupun inflasi tahun kalender, yang membandingkan inflasi Maret 2025 dengan Desember 2024. Di mana inflasi tahunan di Provinsi Gorontalo senilai 1,76 persen, dan inflasi tahun kalendernya senilai 1,29 persen. Meski keduanya bukan angka tertinggi secara nasional, namun angka itu termasuk kondisi inflasi yang cukup tinggi, dan lebih tinggi dibanding kondisi perkembangan harga secara nasional.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif mengungkapkan, Inflasi tahunan di tingkat Nasional sebesar 1,03 persen, sedangkan inflasi tahun kalendernya sebesar 0,39 persen.(*as)
Pemkab Gorontalo Luncurkan Kartu E-Retribusi dan Kuliner Non Tunai