Foto Bersama Peserta Diseminasi Fiskal dan Moneter KFR dan LPP Triwulan I-2024.

Coolturnesia – Gorontalo – Kolaborasi dan sinergi antara Direktorat Jendral Perbendaharaan (DJPb) dan Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Gorontalo, menggelar Diseminasi Fiskal dan Moneter Kajian Fiskal Regional (KFR) serta Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Triwulan I-2024. Kegiatan itu bertujuan menjadi media advisory kepada stakeholder di Provinsi Gorontalo mengenai perkembangan kondisi perekonomian terkini, prospek, isu yang berkembang di masyarakat, serta memperkuat analisa fiskal regional. Dilaksanakan di Aula Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, kegiatan dibuka langsung Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin. Kamis, 25 Juli 2024.

KFR disusun oleh Kanwil DJPb setiap triwulan. KFR berisi potret pro?l dan dinamika kondisi fiskal di wilayah masing-masing, termasuk sasaran pembangunan, tantangan & potensi daerah, implementasi kebijakan ?skal yang tertuang dalam APBN dan APBD. LPP adalah Laporan Perekonomian Provinsi yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia setiap triwulan, untuk membahas kondisi pertumbuhan ekonomi daerah, keuangan pemerintah, inflasi daerah, stabilitas sistem keuangan, pengembangan akses keuangan dan UMKM, penyelenggaraan sistem pembayaran, dan pengelolaan uang rupiah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan, serta prospek perekonomian.

Dalam diskusi yang dipandu Deputi Kantor Bank Indonesia Gorontalo, Ciptoning Suryo Condro, Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Gorontalo, Adnan Wimbyarto, mengungkapkan, Kinerja APBN dan APBD Provinsi Gorontalo Pada APBN di tingkat regional, sampai Maret 2024 tercatat tumbuh sesuai jalurnya (on track). Pada sisi pendapatan, tercatat pendapatan negara mencapai Rp296,84 miliar, atau terealisasi 23,42% dari target penerimaan, capaian itu tumbuh sebesar 11,45% (yoy). Sementara itu dari sisi belanja, telah terealisasi Rp2.697,67 miliar atau terserap sebesar 21,06% dari pagu tahun 2024. Capaian realisasi ini naik 23,42% (yoy). Berdasarkan pendapat dan belanja tersebut, maka diperoleh defisit APBN di Gorontalo sebesar Rp2.400,83 miliar.

“Aliran dana pemerintah pusat menuju pemerintah daerah, selain melalui belanja K/L pada unit vertical dan TKD yang tersaji pada I-Account, APBN Gorontalo juga mengalir melalui Bantuan Sosial (Bansos) yang langsung disalurkan dari pusat,” ungkap Adnan Wimbyarto.

“Realisasi Bansos sampai dengan 31 Maret 2024 di Provinsi Gorontalo tersalurkan pada 360.268 KPM (Kelompok Penerima Manfaat) sejumlah 134,68 miliar rupiah,” imbuhnya.

Sementara itu, APBD Regional Gorontalo pada triwulan I-2024 mencatatkan adanya realisasi pendapatan daerah sebesar Rp1,09 triliun atau tercapai 13,62 persen dari target, dan belanja daerah sebesar Rp814,66 miliar atau sebesar 10,15 persen dari pagu.

“Total pendapatan dan belanja daerah tersebut menghasilkan surplus anggaran sebesar 276 miliar rupiah dan pembiayaan daerah sebesar 65 miliar rupiah,” ujar Adnan.

Lebih lanjut dia menjelaskan, Triwulan l-2024 realisasi PAD Gorontalo memberikan kontribusi sebesar 13,71 persen dari total pendapatan daerah, sedangkan realisasi transfer ke daerah berkontribusi sebesar 85,73 persen.

“Berdasarkan data tersebut, rasio kemandirian Provinsi Gorontalo masih berada dalam skala interval 0,00%-25,00%, atau berada pada kategori sangat rendah,” ungkap Kakanwil DJPb Provinsi Gorontalo itu.

Sementara Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha, mengungkapkan, Pada triwulan I - 2024, kinerja ekonomi Gorontalo tumbuh positif sebesar 4,49% (yov). Pertumbuhan itu sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, sebesar 4,92% (yov). Dilihat dari pangsa utama perekonomian triwulan I - 2024, Lapangan Usaha (LU) Pertanian, LU Perdagangan, dan LU Konstruksi menjadi LU utama di sisi Lapangan Usaha. LU Perdagangan rnenjadi sumber Pertumbuhan utama ekonomi Gorontalo pada triwulan I 2024 sebesar 1,21%. Administrasi Pemerintah sebesar 0,65%, LU Konstruksi sebesar 0,64%, sedangkan LU Pertanian yang pada triwulan sebelumnya sebagai penyumbang pertumbuhan terbesar, pada triwulan I - 2024 hanya menyumbang sebesar 0,37% dari total pertumbuhan Provinsi Gorontalo.

“Pertumbuhan pada LU Perdagangan didorong oleh meningkatnya permintaan ritel seiring dengan perayaan HBKN Ramadhan pada triwulan laporan. Rendahnya sumbangan dari LU Pertanian disumbang oleh angka prakiraan produksi komoditas utama jagung dan padi yang rendah pada triwulan I- 2024," terang Dian Nugraha.

Dian melanjutkan, berbicara mengenai kontribusi fiskal terhadap PDRB, dapat dikelompokkan dalam pengeluaran konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga, dan investasi. Pada triwulan I - 2024, belanja Pemerintah berkontribusi kepada tiga sektor dalam PDRB sebesar Rp2.477,61 miliar, yaitu untuk komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar Rp2.155,37 miliar, pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar Rp6,04 miliar, dan Government investments sebesar Rp316,19 miliar.

“Perkembangan Inflasi dan stabilitas sistem keuangan Provinsi Gorontalo Pada Juni 2024, Provinsi Gorontalo tercatat mengalami deflasi sebesar -0,14% (mtm) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yang tercatat mengalami in?asi sebesar 0,30% (mtm),” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha.

Sementara itu sebagaimana diungkapkan Dian Nugraha, secara year-to-date, Juni 2024 Gorontalo tercatat deflasi -0,54% (ytd), lebih rendah dari capaian nasional yang mengalami inflasi sebesar 1,07% (ytd). Namun, inflasi tahunan di Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 3,93% (yoy), lebih tinggi dari inflasi tahunan nasional. lnflasi bulanan Provinsi Gorontalo  Juni 2024 lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata realisasi inflasi Provinsi Gorontalo selama tiga tahun terakhir (2021-2023), namun inflasi tahunannya lebih tinggi dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir.(*)

0 Comments

Leave A Comment