Sejumlah Bibit Unggul bagi Dua Desa di Pinggir Tahura BJ. Habibie. F. Agraria Isntitut.

Coolturnesia - Gorontalo - Sejumlah tanaman buah-buahan berkualitas didatangkan ke Desa Bontula dan Bihe oleh Agraria Institute untuk program hutan kemasyarakatan. Kamis, 27 Februari 2025. Bibit-bibit itu merupakan bibit terpilih sejak dalam bentuk biji, di mana bijinya memenuhi syarat sebagai bibit, menggunakan teknologi grafting (entres) yang cepat berbuah, serta perlakuannya selama pembibitan ditangani oleh tenaga terampil.

Tanaman itu akan dibagikan kepada kelompok tani hutan (KTH) Sri Rejeki, dan KTH Botu Kapali di dua desa tersebut. 

“Pada tahap awal ini bibit buah akan kami gunakan untuk demplot, sebagai percontohan bagi warga di desa masing-masing,” kata Ikraeni Safitri, staf lapangan Agraria Institute, Jumat, 28 Februari 2025.

Ikraeni menjelaskan, bibit yang didatangkan itu merupakan bibit terpilih dan unggul, yang telah dilakukan entres (grafting) atau sambung, sehingga akan menghasilkan buah berkualitas unggul.Jenis bibit buah itu adalah alpukat, durian montong, durian musangking, dan manggis.

“Kami juga memesan bibit yang belum disambung, sebagai sarana edukasi cara penyambungan kepada para petani,” tutur Ikraeni yang juga pengajar di program studi Konservasi Hutan, di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo.

Dua desa itu menjadi dampingan Agraria Institute, karena berada di pinggiran Taman Hutan Raya (Tahura) BJ Habibie, warga petani yang tergabung dalam kelompok tani hutan, telah mendapat persetujuan dari kementerian kehutanan dan lingkungan hidup, untuk mengelola hutan kemasyarakatan (HKm).

Melalui pendampingan itu, Ikraeni berharap para petani dapat memaksimalkan lahannya dengan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan mampu menjaga serta mempertahankan kualitas lingkungannya.

“Ekonomi dan ekologi harus seiring sejalan, di sinilah kami berperan melakukan pendampingan,” ungkapnya.

Dia juga berharap, melalui bibit buah unggul tersebut, dalam waktu yang tidak lama, demplot akan menghasilkan buah yang berkualitas, serta memiliki harga jual yang pantas.

Ikraeni menegaskan, bahwa produk di desa dampingannya adalah buah organik, yang banyak disukai konsumen. Selain itu proses perlakukan bibit buah di demplot, akan terus didampingi, dan dijadikan sarana pembelajaran bagi para petani. Demplot ini akan menjadi laboratorium para petani.

Program hutan kemasyarakatan Agraria Institute di dua desa tersebut mendapat dukungan dari Global Environmental Facility-Small Grants Program (GEF SGP) Indonesia, yaitu program pendanaan lingkungan yang didukung oleh GEF, dan dilaksanakan oleh UNDP mewakili lembaga-lembaga pelaksana GEF lainnya, misalnya Bank Dunia dan UNEP. Program tersebut sudah memasuki fase ke-7.

Program itu bertujuan untuk memberikan fasilitas pendanaan kepada kelompok masyarakat dan lembaga swadaya, yang sedang menghadapi tantangan ekologis dengan cara-cara dan teknologi yang inovatif, mandiri dan terjangkau melalui pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan.(*rilis dar Agraria Institute)

0 Comments

Leave A Comment