Wakil Bupati Bone Bolango, Marlan Uloli, (Tengah) Memimpin Rapat Pembahasan Penerapan QRIS, untuk Mencegah Kebocoran PAD dari pasar-pasar di WIlayahnya. Hadir dalam Rapat Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo, Budi Widihartanto (Kanan) dan Sekda Bone Bolango, Ishak Ntoma (Kiri). Foto dok. Humas

Coolturnesia - Berupaya mencegah kebocoran penerimaan retribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari transaksi jual beli di pasar, Pemerintah Kabupaten Bone Bolango (Bonebol) menerapkan Quick Respon Code Indonesia Standard (QRIS).

Penggunaan qris diakui Wakil Bupati Bonebol, Marlan Uloli dilakukan dengan bekerjasama dengan Kantor Perwakil Bank Indonesia Gorontalo. Marlan Uloli juga mengakui adanya kebocoran PAD dari pasar-pasar.

"Selama ini retribusi PAD di pasar-pasar terjadi banyak kebocoran. Untuk menangani kebocoran tersebut, makanya kita bahas saat ini bagaimana solusi mengantisipasi kebocoran retribusi PAD di pasar-pasar," ungkap Merlan Uloli.

Terang lanjut Merlan, untuk mengantisipasi kebocoran PAD tersebut, pihaknya tengah merencanakan, bagaimana seluruh pedagang di pasar-pasar yang ada di wilayah Bone Bolango menggunakan QRIS. Yaitu pembayaran non tunai melalui aplikasi.

Diakuinya, penerapan aplikasi ini memang tidak mudah karena pasti banyak para pedagang yang tidak menggunakan ponsel.

"Tentu ini menjadi tantangan, karena itu mulai tanggal 27 Mei 2021 kita akan sosialisasi di pasar mengenai bagaimana cara pembayaran non tunai melalui QRIS, Kami akan sama-sama dengan Bank Indonesia untuk sosialisasikan kepada seluruh pedagang," jelasnya.

Bagi yang tidak punya ponsel, kata Merlan, bukan berarti mereka diabaikan. Justru bagaimana diupayakan agar mereka juga tetap melakukan pembayaran retribusi PAD ini.

"Kita minta sebulan sekali dia bayar retribusinya, sehingga kontak dengan petugas di lapangan atau Mayor Pasar, itu mulai kita batasi," papar Merlan.

Demikian juga untuk para Mayor Pasar, jelas Merlan, tidak harus setiap saat pasar dia dapat gaji atau upah dari situ. Ke depan dia akan digaji per bulan oleh Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BKPD). 

"Ini yang sedang kita rintis dan kita mau lakukan. Mohon doanya Insya Allah bisa mendapatkan respon baik dari para pedagang di pasar. Butuh kesabaran, perlu ketelitian, kerja keras dan kerjasama tim," pungkasnya.

0 Comments

Leave A Comment