Coolturnesia – Gorontalo – Setelah satu dasawarsa upaya mengembangkan kain sulaman khas Gorontalo, Karawo, Pemerintah Provinsi Gorontalo mencanangkan 23 Januari sebagai Hari Karawo. Tanggal itu bertepatan dengan peringatan Hari Patriotik. Di mana pada 23 Januari 1942, Gorontalo memproklamirkan kemerdekaannya dari tangan penjajah.
Pendeklarasian Hari Karawo tersebut sekaligus menandakan, karawo sebagai wastra khas Gorontalo telah demikian memasyarakat, bahkan telah mendunia. Banyak sudah para wisatawan yang datang ke Gorontalo dan menjadikan Kain Karawo sebagai buah tangan. Wastra warisi budaya leluhur yang telah ada sejak abad ke-18 itu, sudah banyak mengikuti ajang fesyen, tidak saja bertaraf nasional, bahkan internasional.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo menilai, pencanangan Hari Karawo merupakan hal penting bagi perkembangan kain khas Gorontalo tersebut.
“Penting bagi kita, menjadikan karawo ini sebagai salah satu sentral memajukan Gorontalo,” kata Sofian Ibrahim.
“Jadi karawo akan jadi bagian penting untuk Gorontalo ke depan, Gorontalo yang lebih maju. Karawo harus lebih berkembang,” imbuhnya.
Dia berharap, kain karawo akan lebih dikenal, tidak hanya lokal tetapi nasional, bahkan dapat dikenal masyarakat dunia.
Sofian menegaskan, banyak hal akan dilakukan untuk lebih mengembangkan dan melestarikan karawo. Seperti agenda tahunan Gorontalo Karnaval Karawo 2024.
“Tidak hanya hari ini (Pencanangan Hari Karawo, Red), sesudah ini banyak sekali agenda kita untuk memajukan dan melestarikan karawo,” katanya dengan tegas.
Hari Karawo dicanangkan oleh Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya, didampingi Sekda Provinsi Gorontalo, Kepala Kantor Bank Indonesia, bupati dan walikota atau yang mewakili, serta Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Gorontalo. Pencanangan ditandai dengan pemukulan polopalo dan pelepasan rangkaian balon ke udara. (*as)
Pemkab Gorontalo Luncurkan Kartu E-Retribusi dan Kuliner Non Tunai