Foto bersama usai menggelar workshop bahasa isyarat dan seminar stigma mental health di Kampus I Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Gorontalo, Sabtu (18/10).

Cooltunesia – Gorontalo – Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himapsi) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ra atau pandangan negatif karena gangguan mental dalam rangka peringatan Hari kesehatan Mental di kampus satu UNG, Kota Gorontalo, Sabtu (18/10).

Ketua Panitia Kegiatan Mufidah Kamal, di Kota Gorontalo mengatakan kegiatan dengan tema Peduli Sesama, Pulih Bersama bertujuan sebagai wadah edukasi dan advokasi yang sangat inskulsif, berfokus pada penghapusan stigma negatif dan peningkatan komunikasi empati, khususnya dengan komunitas tuli.

“Kami membuat kegiatan ini dalam rangka memperingati hari kesehatan mental dengan tajuk Support Mental Health, Inspire Light In Everyone (SMILE) yang berarti menginspirasi cahaya pada semua orang,” pungkasnya.

Menurutnya, kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental sekaligus mempererat kebersamaan civitas akademika, khususnya yang ada di Universitas Negeri Gorontalo.

Kegiatan ini diawali dengan seminar kesehatan mental yang dibawakan oleh Devi Sekar Ayu Ningrum dengan judul materi Melampaui Stigma : Menghadirkan Ruang Aman bagi Kesehatan Jiwa. Materi ini menggarisbawahi pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung dan bebas dari penghakiman bagi siapa pun yang berjuang dengan isu kesehatan jiwa.

Selanjutkan workshop bahasa isyarat oleh salah seorang teman tuli Rahayu Liando dengan topik Sign Up Speak Up : Workshop Bahasa Isyarat Kunci Merangkul Inklusi dan Komunikasi yang Empatik.

Kegiatan ini juga didampingi oleh Juru Bahasa Isyarat (JBI) dari Komunitas Rangkul Asa, memastikan proses penyampaian materi dan komunikasi serta akses informasi dapat setara bagi semua peserta maupun panitia.

Co Founder Rangkul Asa Triska Lukum di Gorontalo mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena bisa membagi materi tentang stigma negatif dan positif untuk bisa memahami tentang kata-kata negatif kepada teman-teman tuli dan mengubah kata-kata diskriminasi menjadi baik untuk teman-teman tuli

Ia menambahkan, melalui sinergi antar seminar stigma kesehatan mental dan workshop bahasa isyarat berhasil memperkuat pesan tentang empati dan inklusi serta membuktikan bahwa dengan tema Peduli Sesama, Pulih Bersama dapat membangun masyarakat yang lebih ramah dan setara bagi semua.

0 Comments

Leave A Comment