Coolturnesia - Gorontalo Karnaval Karawo yang merupakan ajang promosi kain sulam khas dan pariwisata masuk dalam 100 National Calendar of Event 2020 Kementerian Pariwisata.

Karawo merupakan sulaman khas asal Gorontalo yang proses pembuatan keseluruhannya masih apik diaplikasikan secara manual oleh tangan-tangan lentik para perajin.

Gorontalo Karnaval Karawo pertama kali digelar pada 17 - 18 Desember 2011 serta merupakan ajang untuk mempromosikan kain sulaman tersebut.

Pada tahun 2019 iven tahunan itu mengangkat tema Wonderful Celebes dimana menampilkan baju khas daerah dari seluruh provinsi di Sulawesi, yang telah dipadukan dengan sulaman karawo.

Hewan endemik Sulawesi seperti burung maleo, manguni serta anoa, juga menjadi sajian tema karawo lainnya yang ikut andil dalam memeriahkan Gorontalo Karnaval Karawo 2019.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, saat meluncurkan 100 National Calender of Event (CoE) 2020 di Jakarta, menegaskan bahwa harus adanya tiga unsur penting dalam meningkatkan kualitas Top-100 National Calender of Event (CoE) di tahun 2020 mendatang.

"Baik itu meningkatkan media value, cultural creatives value, dan meningkatkan CEO commitment," ungkapnya.

Menurutnya, perlu adanya alokasi anggaran yang memadai minimal 50 persen untuk media value dan 50 persen untuk penyelenggaraan iven, karena meningkatkan media value sangatlah penting untuk menarik kunjungan wisatawan ke iven tersebut. 

Pada kegiatan yang dihadiri oleh para bupati dan kepala dinas pariwisata dari 34 provinsi seluruh Indonesia itu, Ia juga menjelaskan unsur lainnya yang juga perlu dilakukan yaitu meningkatkan cultural creatives value.

"Karena masih terjadi ketimpangan kualitas dalam penyelenggaraan event di daerah baik dari segi koreografi, aransemen musik maupun penataan kostum atau busana," ujarnya.

Selain itu, Tim Kurator CoE juga perlu untuk melakukan coaching clinic secara rutin setiap 3 bulan sekali untuk memberi pelatihan dalam meningkatkan cultural creatives.

"Kemudian yang terpenting selanjutnya adalah CEO commitment dimana komitmen gubernur dan bupati atau kepala daerah sangat perlu dihadirkan dalam hal ini. Kepala daerah harus mempunyai komitmen kuat untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya masing-masing antara lain dengan pengalokasian anggaran di sektor pariwisata," jelasnya.