Dustcoffee selain memiliki rasa yang bervariasi, kemasannya juga cukup praktis untuk dibawah kemana saja. (Foto: Andika Habibie/Coolturnesia)

Coolturnesia - Setiap daerah di Indonesia memiliki karakteristik dan budaya yang berbeda-beda. Tak terkecuali Gorontalo, di mana provinsi yang masih berkembang ini memiliki karakteristik masyarakat yang gemar mengikuti perkembangan jaman, meski sebagian belum konsumtif. 

Seiring dengan bertumbuhnya perekonomian di daerah ini, beberapa kebiasaan yang masih melekat pada masyarakat kini dijadikan menjadi lahan penghasil uang.

Kebiasaan yang dimaksud adalah kebiasaan minum kopi sembari berkumpul dengan kerabat, teman, bahkan pasangan.

Namun yang menarik, di era modern seperti sekarang ini kebiasaan minum kopi juga seperti mengalami transformasi.

Dari yang dulunya kopi di daerah ini identik dengan orang tua dengan kedai di tengah pasar, kini sudah berubah menjadi kedai minimalis dan kekinian, serta di gandrungi para generasi muda.

Kebiasaan menyeruput kopi yang biasanya dilakukan oleh pria kini mulai nyaman dinikmati pula oleh wanita.

Pada tahun 2015 kopi berada di era keemasan, di mana kopi kini mampu menjadi minuman wajib bagi para generasi millenial dengan kisaran umur dibawah 20 tahun.

Bukan tanpa sebab, kopi yang awalnya memiliki cita rasa pahit legit dikreasikan sedemikian rupa guna memanjakan selera para kaum muda ini.

Di Gorontalo ada beberapa jenis merek kopi kekinian, salah satunya adalah Dust Coffee.

Berdiri sejak Maret 2020, Dust Coffee mengklaim sebagai salah satu brand kopi kekinian di Gorontalo.

Bagaimana tidak, selain menawarkan kreasi kopi yang bervariasi, Dust Coffee berusaha menjangkau market generasi milenial dengan harga yang cukup terjangkau. Yakni, mulai dari Rp20000 pecinta kopi sudah bisa menikmati nikmatnya kopi.

0 Comments

Leave A Comment