Coolturnesia - Limboto - Pemerintah Kabupaten Gorontalo menggelar Dialog Kebangsaan dan Sumpah Pemuda di Pelataran Menara Limboto, Senin (27/10/2025). Kegiatan ini mengangkat tema “Mahasiswa Mengguncang Takhta: Sumpah Pemuda dan Pancasila adalah Kedaulatan Mutlak Daerah”, dan dihadiri oleh Bupati Gorontalo Sofyan Puhi, Asisten III Setda Kabupaten Gorontalo Haris Suparto Tome, Dandim 1315, Anggota DPRD Hery Tedy, Kadis Koperasi, Kadis Pemuda dan Olahraga, Ketua KNPI Kabupaten Gorontalo, serta para mahasiswa dan organisasi kepemudaan lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Gorontalo H. Sofyan Puhi menegaskan pentingnya momentum Sumpah Pemuda sebagai refleksi memperkuat semangat kebangsaan dan memperdalam makna kedaulatan daerah melalui peran aktif pemuda.“Dialog kebangsaan ini sangat penting bagi kita semua untuk memaknai dan memboboti kembali manifestasi peran pemuda dalam mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu kita,” ujar Sofyan.
Bupati Sofyan juga menekankan bahwa visi pembangunan Kabupaten Gorontalo ke depan akan semakin efektif jika seluruh elemen masyarakat, termasuk para pemuda, ikut berperan aktif dalam prosesnya.“Kontribusi pemuda, termasuk HMI dan organisasi lainnya, sangat dibutuhkan sebagai kontrol sosial. Mereka menjadi semacam alarm bagi pemerintah daerah ketika ada hal-hal yang perlu diluruskan,” jelasnya.
Sementara itu, Asisten III Setda Kabupaten Gorontalo, Haris Suparto Tome, yang turut menjadi narasumber dalam dialog tersebut, mengajak para mahasiswa untuk merenungkan kembali makna Sumpah Pemuda dalam konteks era digital saat ini.
Ia mengutip gagasan dari buku World Without Mind karya seorang jurnalis Amerika Serikat, yang menggambarkan bagaimana kesadaran manusia modern kini “dicerabut” oleh teknologi.“Kita lebih percaya pada apa yang ditampilkan di layar ponsel tanpa menganalisis secara mendalam. Ini bentuk penjajahan baru terhadap kesadaran manusia,” ungkap Haris.
Menurutnya, Sumpah Pemuda harus menjadi momentum untuk mengembalikan kesadaran kolektif bangsa agar tetap berpikir kritis, merenung, dan berdaulat di tengah derasnya arus informasi global.“Sumpah Pemuda bukan sekadar simbol, tetapi tekad bersama dalam membangun bangsa yang berdaulat, adil, makmur, dan mandiri,” tegasnya.
Kegiatan yang dipenuhi semangat intelektual dan nasionalisme ini menjadi wadah penting bagi generasi muda Gorontalo untuk memperkuat kesadaran kebangsaan serta meneguhkan komitmen mereka dalam menjaga nilai-nilai Pancasila dan semangat persatuan.
Aliansi Mahasiswa dan Alumni UNG Gelar Pembacaan Puisi 48 Jam