Coolturnesia – Gorontalo – Cabai rawit menjadi komoditas paling berpengaruh pada inflasi di Kota Gorontalo, baik itu inflasi bulanan (month to month/mtm), maupun inflasi tahunan (year on year/Yoy). Hal itu terbukti dengan andil besarnya pada inflasi yang terjadi.
Badan Pusat Statistik Provinsi (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, berdasar survei terhadap fluktuasi harga komoditi kebutuhan masyarakat di Kota Gorontalo, laju inflasi bulanan yang terjadi di Kota Gorontalo senilai 1,32 persen. Di mana inflasi pada caba rawit menjadi penyumbang terbesar. Tercatat sumbangannya pada inflasi tersebut sebesar 0,74%.
“Inflasi sebesar 1,32 persen di bulan Desember di Kota Gorontalo, 0,74 persennya sendiri berasal dari rica (Cabai Rawit),” ujar Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif.
Andil yang sangat besar dari cabai rawit terhadap inflasi di Desember 2023, sejatinya dapat dirasakan dengan melonjaknya harga komoditas berasa pedas itu di pasaran. Di beberapa pasar tradisional di Provinsi Gorontalo harganya menyentuh 200 ribu rupiah.
“Pola ini (inflasi red) sebenarnya umum, tidak hanya di Gorontalo saja, tetapi cabai rawit menjadi masalah nasional. Jadi wajar cabai rawit menjadi kontributor atau pemicu inflasi di Desember 2023,” terang Hanief.
Sumbangan inflasi kedua terbesar kedua setelah cabai rawit, disumbangkan oleh tomat. Di mana BPS Provinsi Gorontalo mencatat, fluktuasi harga tomat dalam kurun waktu Desember 2023, memberikan andil pada inflasi senilai 0,18 persen. Disusul angkutan udara yang memberikan sumbangan 0,07 persen.
“Inflasi Gorontalo khususnya month to month, paling tinggi dibandingkan 10 kota besar di Sulawesi,” ungkap Hanief.
Sementara itu, inflasi tahunan (yoy) senilai 3,88 persen, menjadikan Gorontalo berada di peringkat kedua inflasi tahunannya setelah Luwuk.(*as)
Pemkab Gorontalo Luncurkan Kartu E-Retribusi dan Kuliner Non Tunai