Coolturnesia - Gorontalo - Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo, Mohamad Trizal Entengo, menegaskan bahwa penyelamatan Danau Limboto membutuhkan kolaborasi nyata antar semua pemangku kepentingan, bukan hanya diskusi di forum.
Hal ini disampaikannya saat membuka Dialog Fokus Sesi 3 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMG), Jumat (13/6/2025). Acara tersebut menghadirkan akademisi, pemerintah, dan masyarakat yang peduli terhadap kelestarian Danau Limboto.
“Penyelamatan Danau Limboto tidak cukup hanya di forum ini, tapi harus dibuktikan dengan aksi nyata di lapangan,” tegas Trizal.
Ia menjelaskan bahwa penyelamatan danau harus difokuskan pada dua wilayah penting: kawasan pesisir dan hilir danau, serta daerah hulu atau Daerah Aliran Sungai (DAS). Keduanya, menurut Trizal, harus dikelola secara seimbang.
“Upaya hulu dan hilir harus berjalan seiring. Maka, sinergi antar stakeholder menjadi sangat penting,” tambahnya.
Sebagai strategi jangka panjang, Pemerintah Kabupaten Gorontalo juga akan memasukkan pembelajaran Muatan Lokal (Mulok) tentang penyelamatan Danau Limboto di sekolah-sekolah.
“Kita ingin generasi muda punya kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan sejak dini,” jelasnya.
Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Salahudin Pakaya, menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan dukungan penuh pihak kampus.
“Kami siap menyokong, menggerakkan seluruh potensi akademik dan sumber daya yang ada untuk bersama menyelamatkan danau ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, turut diluncurkan Website Forum DAS Provinsi Gorontalo sebagai media kolaboratif untuk integrasi data, program, dan peran lintas sektor dalam pengelolaan DAS dan pelestarian Danau Limboto.
Dialog tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Gorontalo, Ketua Forum DAS, Kepala BPDAS Bone Limboto, JICA (Japan International Cooperation Agency), serta masyarakat dari wilayah DAS Bulango dan Biyonga.
BKAD Gorontalo Tunjukkan Kreativitas, Rayakan HUT ke-80 RI dengan Lomba “Kreasi Ruang Kemerdekaan”