Coolturnesia – Bak menelan pil pahit, setelah pandemi Covid-19 menerpa negeri ini, pertumbuhan ekonomi nasional tahunan (year on year), Gorontalo di dalamnya, terjun bebas terkontraksi, tumbuh negatif. Pandemi Covid-19 menyeret Indonesia pada umumnya dan Gorontalo khususnya, masuk dalam era resesi ekonomi.
Pasca-Pandemic covid-19 mendera, selama tiga triwulan (9 bulan) Gorontalo masuk dalam masa resesi ekonomi. Triwulan III 2020 pertumbuhan ekonomi Gorontalo senilai -0,08% (yoy). Triwulan IV 2020 anjlok menjadi -3,56% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Gorontalo di tengah pandemi mulai membaik pada triwulan I 2021. Di mana laju pertumbuhan ekonomi Gorontalo saat itu senilai -1,96% (yoy).
Pada triwulan II 2021, Gorontalo keluar dari resesi ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan II 2021 terhadap triwulan II 2020 (yoy) meningkat pesat mencapai 3,43%. berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pertumbuhan ekonomi gorontalo triwulan II-2021 mencapai Rp10.894,32 miliar. Sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp7.208,34 miliar.
Ditinjau dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori Jasa Keuangan sebesar 12,67%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 8,67%.
Ekonomi Gorontalo triwulan II-2021 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh sebesar 1,56%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 8,73%. Sementara dari sisi pengeluaran didukung oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 25,60%.
Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan masih menjadi kotributor terbesar pertumbuhan ekonomi Gorontalo, sebesar 38,99%. Sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dengan kontribusi sebesar 61,65 persen.-as
Pemkab Gorontalo Luncurkan Kartu E-Retribusi dan Kuliner Non Tunai