Coolturnesia - Suara knalpot motor yang memekakan telinga meraung bersahut-sahutan di jembatan gantung dari arah Kecamatan Pinogu menuju Kecamatan Suwawa di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Dengan ciri khas motor dengan 'shock breaker' tinggi, tanpa rem belakang, tanpa penahan kaki dan ban motor trail, Ojek Pinogu dapat dengan mudah dikenali baik melalui suara maupun penampilannya.
Sejumlah persediaan disiapkan dari Kecamatan Suwawa seperti bensin yang disimpan dalam botol plastik bekas air mineral, kanvas rem dan air minum. Berada di tengah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBW)
yang masih belum memiliki infrastruktur jalan yang baik membuat Kecamatan Pinogu menjadi daerah terpencil dan memerlukan transportasi khusus untuk pergi ataupun pulang.
Sesaat motor melaju menuju Kecamatan Pinogu, penumpang langsung dapat merasakan sensasi berkendara yang ekstrim serta mengetahui nyali dan kemampuan dari ojek Pinogu yang lincah dan lihai dalam menyusuri jalan setapak yang penuh lumpur dan licin.
Sesekali, pengemudi ojek berhenti untuk memeriksa kondisi rantai dan juga rem depan di titik persinggahan yang selalu memiliki potongan kayu sebagai penahan motor agar tetap tegak berdiri.
Karung usang yang dijepitkan dibagian depan motor berisikan semua suku cadang yang sering aus karena perjalanan yang berat, seperti bearing, kanvas rem depan, potongan rantai, kunci dan oli bekas.
Hingga tahun 2019, pemerintah daerah terus berusaha melakukan pembangunan jalan rabat beton menuju Pinogu yang hingga saat ini masih menjadi kecamatan terpencil di daerah itu. peraturan undang-undang taman nasional manjadi salah satu kendala dalam pembangunan jalan karena tidak diperbolehkan membangun lebar jalan lebih dari dua meter.
Sejak tahun 2013, Pemkab Bone Bolango telah membangun jalan kurang lebih sepanjang enam kilometer menuju kecamatan Pinogu. Dengan berbagai keterbatasan, pemeritah setempat terus berusaha melakukan pembangunan jalan.
Tak heran, ongkos ojek Pinogu bisa mencapai harga satu tiket pesawat, yaitu Rp1 juta saat kondisi jalan penuh lumpur pada musim hujan, diman para ojek harus ekstra keras mengemudikan motor mereka sambil membawa penumpang melewati lumpur dengan kedalaman mencapai 1 meter.
Namun dengan harga ongkos yang cukup mahal itu, dalam satu bulan para pengemudi ojek hanya bisa meraih omset Rp4 juta hingga Rp5 juta saja, karena tidak setiap hari ada penumpang yang datang kesana. Sedangkan untuk membawa barang dari dan menuju Pinogu, dikenakan biaya Rp5ribu per kilogram.
Foto : Adiwinata Solihin
Foto : Adiwinata Solihin
Foto : Adiwinata Solihin
Foto : Adiwinata Solihin
Foto : Adiwinata Solihin
Foto : Adiwinata Solihin
Foto : Adiwinata Solihin
Foto : Adiwinata Solihin
Pemkab Gorontalo Gandeng BPKP, Perkuat Tata Kelola Aset Daerah