Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Muljady D. Mario (Paling Kiri).

Coolturenesia - Gorontalo – Beberapa waktu terakhir ini, cabai rawit di pasaran dalam Gorontalo mengalami kenaikan harga. Di samping dipengaruhi oleh permintaan menjelang Idul Adha (Hari Raya Kurban) 1443 Hijriah, komoditas hultikultura itu banyak mengalir keluar Provinsi Gorontalo.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo. Muljady D. Mario mengungkapkan, dilihat dari produksinya, cabai rawit di Gorontalo mengalami surplus. Melebihi kebutuhan cabai rawit untuk keseharian masyarakat. Sehingga dari sisi produksi tidak memberikan sumbangan tinggi pada kenaikan harga.

“Produksi cabai rawit di Gorontalo surplus. Kebutuhan masyarakat dalam satu bulan sebanyak 1500 – 2000 ton. Sedangkan produksinya 4000 ton per bulan,” ungkap Muljady Mario.

Masih menurut Muljady, naiknya harga cabai rawit di Gorontalo, lebih disebabkan tingginya permintaan dari luar daerah. Kerena Cabai Rawit Gorontalo memiliki karakteristik yang berbeda dengan cabai rawit asal daerah lain, sehingga sangat diminati oleh masyarakat di luar Gorontalo.

“Cabai Rawit Gorontalo itu sangat diminati di luar Gorontalo. Pasalnya, Cabai Rawit Gorontalo rasanya lebih pedas, memiliki waktu simpan lebih lama dan tahan penyakit,” jelas Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo itu.

“Jika cabai rawit lain perlu menggunakan 10 buah baru berasa pedas, jika Cabai Rawit Gorontalo, cukup lima buah saja,” imbuhnya mencontohkan kualitas Cabai Rawit Gorontalo.(*as)

0 Comments

Leave A Comment