Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif.

Coolturnesia – Gorontalo – Pergerakan harga komoditas di Gorontalo yang tergambar pada besarnya Indeks Harga Konsumen (IHK) di tahun 2022, ditutup dengan terjadinya inflasi, baik itu year on year (yoy), maupun bulanan (mtm).

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, inflasi tahunan (yoy) di Gorontalo 2022 sebesar 5,15%. Lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan (yoy) 2021. Itu artinya, dalam kurun satu tahun terakhir, terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 107,21 pada Desember 2021, menjadi 112,64 pada Desember 2022.

Tingginya inflasi di Gorontalo itu, dinilai Kepala BPS Provinsi Gorontalo masih dalam kondisi wajar. Pasalnya menurut Mukhamad Mukhanif, hampir semua daerah di Indonesia mengalami inflasi yang kisaran tingginya sama.

“Tapi ini (inflasi 5,15%, Red) wajar, karena di seluruh Indonesia mengalami hal yang sama, kisarannya di atas lima persen,” ungkap Hanief.

Dia juga mengungkapkan, inflasi bulanan (mtm) di Gorontalo cukup tinggi senilai 0,68%, lebih tinggi dari inflasi nasional senilai 0,66%. Inflasi bulan Desember 2022 itu juga dianggap masih wajar, karena diakhir tahun, di suatu daerah cenderung mengalami inflasi yang tinggi.

Inflasi yang terjadi di Desember, acap kali disebabkan adanya peringatan Hari Besar Keagamaan Natal dan perayaan tahun baru.  Sehingga permintaan komoditi oleh masyarakat meningkat, dan berujung pada kenaikan harga.

Menurut Hanief, inflasi bulanan Gorontalo masih terkendali. Pasalnya komoditas setrategis seperti beras, meski mengalami kenaikan harga, tidak menjadi penyumbang utama terhadap inflasi.

Penyumbang utama terhadap Inflasi di Gorontalo, seperti halnya beberapa bulan terakhir, adalah kenaikan harga bensin. Hal itu berdampak signifikan pada naiknya harga kelompok transportasi. Sumbangsihnya mencapai 0,953%. Disusul Bawang Merah sebesar 0,473% dan diurutan ketiga terbesar adalah komoditi rokok kretek filter senilai 0,408%.(*as)

0 Comments

Leave A Comment