Foto Bersama

Coolturnesia - Gorontalo - Bupati Gorontalo secara resmi membuka Konferensi XI Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Gorontalo Masa Bakti 2025–2030 dalam sebuah acara yang berlangsung khidmat di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo, Rabu (11/6).

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh insan pendidik yang hadir, menyebut para guru sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” dan “arsitek masa depan generasi penerus bangsa.” Ia menegaskan pentingnya peran strategis PGRI sebagai mitra pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan di daerah.

“Konferensi ini bukan sekadar seremonial. Ini adalah kawah candradimuka tempat ide besar dirumuskan dan arah strategis organisasi lima tahun ke depan ditetapkan,” ujar Bupati dalam pidatonya.

Lebih jauh, Bupati menekankan perlunya sinergi antara PGRI dan pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang lebih efektif dan tepat sasaran. Ia berharap konferensi ini menghasilkan kepemimpinan yang visioner dan program kerja yang konkret, terukur, serta berdampak langsung terhadap peningkatan profesionalisme guru dan mutu pembelajaran siswa.

“Kami menempatkan PGRI sebagai mitra strategis utama. Kolaborasi nyata sangat dibutuhkan, terutama dalam menghadapi tantangan zaman seperti digitalisasi pendidikan dan implementasi Kurikulum Merdeka,” tambahnya.

Bupati juga mengajak seluruh peserta konferensi untuk menjaga semangat persatuan dan menjadikan forum ini sebagai momentum memperkuat tekad memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Gorontalo.

Acara kemudian ditutup dengan pernyataan resmi pembukaan Konferensi XI PGRI, diiringi pantun penutup yang mencairkan suasana:
"Pergi ke pasar membeli sukun,
Jangan lupa membeli terasi.
Mari kita jaga selalu rukun,
Demi suksesnya acara konferensi."

Konferensi ini dihadiri oleh ratusan guru dari berbagai wilayah di Kabupaten Gorontalo, dengan agenda utama pembahasan evaluasi organisasi, penetapan arah program kerja, serta pemilihan ketua dan pengurus PGRI untuk masa bakti 2025–2030.

0 Comments

Leave A Comment